Cara melakukan Titrasi
1.
Mula-mula buret diisi dengan titrant ( larutan baku ) hingga
tanda garis nol perhatikan agar tidak ada gelembung udara .
2.
Dengan mengunakan pipet,
larutan contoh di masukkan ke dalam labu erlemeyer bersih dan tambahkan
kedalamnya beberapa tetes larutan indikator yang cocok ( kecuali bila salah
satu larutan yang direaksikan merupakan indikator juga ).
3.
Lakukan titrasi kedalam larutan yang berada dalam erlemeyer
yaitu teteskan sedikit larutan penitar dari buret, hingga warna larutan
berubah. Pada permulaan hendaknya larutan penitar dialirkan sebagai aliran kecil
ke dalam erlemeyer yang terus digoyang.
4.
Bila telah mendekati titik akhir, penambahan larutan penitar
diatur lebih pelan dan pada akhirnya tetes demi tetes. Selama penitaran cerat
(kran) buret harus dipegang dengan tangan kiri, sedangkan labu yang berisi
larutan contoh dipegang dengan tangan kanan sambil digoyang-goyangkan, agar
larutan bercampur dengan baik.
5.
Hasil titrasi dinyatakan benar , jika pada titik akhir warna
larutan yang sedang dititar berubah dengan tajam pada penambahan tetes terakhir
larutan penitar.
6.
Agar perubahan warna dapat diamati lebih mudah, simpanlah alas
putih atau sehelai kertas putih dibawah erlemeyer penitar. Disamping itu baik
pula disiapkan larutan pembanding (40-50 ml air suling dibubuhi setetes larutan
bahan baku dan sekian tetes larutan indikator yang sama banyaknya seperti untuk
larutan dititar)
7.
Membandingkan warna larutan pembanding dengan warna larutan yang
dititar/dititrasi. Akhirnya titik akhir titrasi dapat dicek dengan menambahkan
setetes larutan yang sedang dianalisis ke dalam larutan yang telah dititar,
warna larutan harus berubah dengan tajam.
Titrasi dilakukan sedikitnya dua kali
(duplo) kalau perlu tiga kali (triple). Hasil dari dua titrasi hendaknya jangan
berbeda lebih dari 0,05 mL.